1.
Pendahuluan
Secara popular orang sering menyatakan bahwa
linguistik adalah ilmu tentang bahasa, atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai
objek kajiannya atau lebih tepat lagi seperti dikatakan Martinet yaitu telaah
ilmiah mengenai bahasa manusia. Kata linguistik
( berpadanan dengan linguistics dalam
bahasa Inggris, linguistique dalam
bahasa Prancis, dan linguistiek dalam
bahasa Belanda) diturunkan dari kata bahasa Latin lingua yang berarti ‘bahasa’.Ilmu linguistik sering juga disebut linguistik umum (general linguistic).
Artinya, ilmu linguistik itu tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja seperti
bahasa Jawa atau bahasa Arab, melainkan mengkaji seluk beluk bahasa pada
umumnya.
2.
Linguistik
Sebagai Ilmu
2.1
Keilmiahan Linguistik
Pada dasarnya setiap
ilmu, termasuk juga ilmu linguistik, telah mengalami tiga tahap perkembangan
sebagi berikut :
·
Tahap pertama yakni tahap spekulasi
·
Tahap kedua adalah tahap observasi dan
klasifikasi
·
Tahap ketiga adalah tahap adanya
perumusan teori
Sebagai ilmu empiris linguistik berusaha
mencari keteraturan atau kaidah-kaidah yang hakiki dari bahasa yang ditelitinya.
Karena itu, linguistik sering juga disebut sebagai ilmu nomotetik. Ada 4 konsep
linguistik mendekati bahasa :
Ø Pertama
karena bahasa adalah bunyi ujaran, maka linguistik melihat bahasa sebagai
bunyi.
Ø Kedua
karena bahasa itu bersifat unik, maka linguistik tidak berusaha menggunakan
kerangka suatu bahasa untuk dikenakan pada bahasa lain.
Ø Ketuga
karena bahasa adalah suatu system, maka linguistik mendekati bahasa bukan
sebagai kumpulan unsur yang terlepas
Ø Keempat
karena bahasa itu dapat berubah dari waktu ke waktu sejalan dengan perkembangan
social budaya masyarakat pamakainya
2.2
Subdisiplin
Linguistik
I.
Berdasarkan objek kajiannya ada
Linguistik umum dan linguistik khusus
-
Linguistik umum adalah linguistik yang
berusaha mengkaji kaidah-kaidah bahasa secara umum
-
Linguistik khusus brusaha mengkaji
kaidah-kaidah bahasa yang berlaku pada bahasa tertentu
II.
Berdasarkan objek kajiannya ada
linguistik sinkronik dan linguistik diakronik
-
Linguistik sinkronik mengkaji bahasa
pada masa yang terbatas. Studi linguistik sinkronik ini biasa disebut juga
linguistic deskriptif.
-
Linguistik diakronik berupaya mengkaji
bahasa-bahasa pada masa yang tak
terbatas, kalian ini biasanya bersifat historis dan komparatif.
III.
Berdasarkan objek kajiannya ada
mikrolinguistik dan makrolinguistik
-
mikrolinguistik mengarahkan kajiannya
pada struktur internal, dalam mikrolinguistik ada subdisiplin linguistik
fonologi, morfologi, sintaksis, semantik,dan leksikologi.
-
Makrolinguistik yang menyelidiki bahasa
dalam kaitanya dengan faktor-faktor luar bahasa. Subdisiplinnya seperti
sosiolinguistik, psikolinguistik, antropolinguistik, etnolinguistik,
stilistika, filologi. Dialektologi, filsafat bahasa, dan neurolinguistik. Semua
subdisiplin itu bias bersifat teoritis maupun bersifat terapan.
IV.
Berdasarkan tujuannya ada
linguistik teoritis dan linguistik terapan
-
Linguistik teoritis berusaha mengadakan
penyelidikan terhadap bahasa atau bahasa-bahasa.
-
Linguistik terapan berusaha mengadakan
penyelidikan terhadap bahasa atau bahasa-bahasa atau hubungan bahasa dengen faktor-faktor
diluar bahasa.
V.
Berdasarkan aliran atau
teori yang digunakan dalam penyelidikan bahasa
-
Linguistic tradisional - Linguistic
generatif, semantic
-
Lingustik struktural - Linguistik
relasional
-
Linguistic
transformasional -
Linguistik sistemik
2.3 Manfaat
linguistik
v Bagi
linguis sendiri pengetahuan yang luas mengenai linguistik tentu akan sangat
membantu dalam menyelesaikan dan melaksanakan tugasnya
v Bagi
guru, terutama guru bhasa, pengetahuan linguistic sangat penting, mulai dari
subdisiplin fonologi, morfologi dll.
3.
Objek
Linguistik Bahasa
Pengertian Bahasa
Kata bahasa dalam bahasa Indonesia memiliki
lebih dari satu makna atau pengertian. Sebagai objek kajian linguistik, parole
merupakan objek konkret karena parole itu berwujud ujaran nyata yang diucapkan
oleh para bahasawan dari suatu masyarakat bahasa. Langue merupakan objek yang
abstrak. Langage merupakan objek yang paling abstrak karena dia berwujud system
bahasa secara universal.
Hakikat Bahasa
Sifat
atau ciri bahasa itu antara lain adalah bahasa itu adalah sebuah system, bahasa
itu berwujud lambing, bahasa itu berupa bunyi, bahasa itu bersifat arbitrer,
bahasa itu bermakna, bahasa itu bersifat konvesional, bahasa itu bersifat unik,
bahasa itu bersifat universal, bahasa itu bersifat produktif, bahasa itu
bervariasi, bahasa itu bersifat dinamis, bahasa itu berfungsi sebagai alat
interaksi sosial dan bahasa itu merupakan identitas penuturnya.
Bahasa dan Faktor Luar Biasa
Dalam
bahasa terdapat masyarakat bahasa, variasi dan status social bahas, penggunaan
bahasa, kontak bahasa, bahasa dan budaya.
Jenis
klasifikasi bahasa yaitu klasifikasi genetis, klasifikasi tipologis,
klasifikasi areal, klasifikasi sosiolinguistik.
4.
Tataran
Linguistik
1)
FONOLOGI
Fonologi
merupakan bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan mambicarakan
runtutan bunyi- bunyi bahasa. Kata fon yaitu
bunyi dan logi yaitu ilmu. Fonologi
dibedakan manjadi fonetik dan fonemik. Fonetik yaitu fonologi yang
mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi itu mempunyai fungsi
sebagai pembeda makna atau tidak. Sedangkan fonemik yaitu fonologi yang
mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai
p[embeda makna.
Fonetik dibagi menjadi 3 jenis yaitu fonetik artikulatoris, fonetik akustis, fonetik auditoris. Alat
yang digunakan untuk menghasilkan bunyi bahasa ini mempunyai fungsi utama lain
yang bersifat biologis, misalnya paru – paru untuk bernapas, lidah untuk
mengecap. Gigi untuk mengunyah.
Klasifikasi
Bunyi dibedakan atas klasifikasi vokal, diftong atau vokal rangkap, klasifikasi
konsonan.
Fonemik
dari kata fonem yang berarti dapat membedakan makna, fonemik dibedakan menjadi
identifikasi fonem, alofon, klasifikasi fonem ( fonem- fonem yang berupa bunyi
yang dapat sebagai hasil segmentasi terhadap arus ujaran disebut fonem segmental. Sedangkan fonem yang
berupa unsur suprasegmental disebut fonem
suprasegmental ), khazanah fonem.
2)
MORFOLOGI
Yaitu satuan silabel
secara kualitas ada satuan lain yang fungsional, itu yang disebut morfem.
Sebagai satuan fungsional, morfem itu merupakan satuan gramatikal terkecil yang
mempunyai makna. Morfem dibedakan menjadi :
·
Identitas morfem
Sebuah bentuk tersebut
ternyata bias hadir secara berulang-ulang dengan bentuk lain, maka bentuk
tersebut adalah sebuah morfem. Contoh bentuk /kedua/
·
Morf dan Alomorf
Morf adalah nama untuk
semua yang belum diketahui statusnya
Alomorf nama untuk
bentuk tersebut kalau sudah diketahui status morfemnya.
·
Klasifikasi Morfem : a. morfem
bebas dan terikat
b. morfem
utuh dan terbagi
c. morfem
segmental dan suprasegmental
d. morfem
beralomorf zero
e. morfem
dasar, bentuk dasar, pangkal dan akar
·
Proses Morfemis
a. Afiksasi
adalah proses pembubuhan afikpada sebuah dasar atau bentuk dasar..
b. Reduplikasi
adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara keseluruhan,
secara sebagian (parsial), maupun dengan perubahan bunyi.
c. Komposisi
adalah hasil dan proses penggabungan morfem dasar dengan morfem dasar, baik
yang bebes maupun terikat, sehingga terbentuk sebuah konstruksi yang memiliki
identitas leksikal yang berbeda atau yang baru.
d. Konversi
sering disebut juga derivasi zero, transmutasi, dan transposisi adalah proses
pembentukan kata dari sebuah kata kata lain tanpa perubahan unsur segmental.
e. Modifikasi
internal adalah proses pembentukan kata dengan penambahan unsur-unsur (yang biasanya
berupa vokal) ke dalam morfm yang berkerangka tetap (yang biasanya berupa
konsonan).
f. Pemendekan
adalah proses penanggalan bagian-begian leksem atau gabungan leksem sehingga
menjadi sebuah bentuk singkat, tetapi meknanya tetap sama dengan bentuk utuhnya.
g. Produktivitas
proses morfemis adalah dapat tidaknya proses pembentukan kata itu, terutama
afiksasi, reduplikasi, dan komposisi dugunakan berulang-ulang yang secara
relative tak terbatas; artinya ada kemungkinan ,menambah bentuk baru dengan
proses tersebut.
·
Morfofonemik disebut juga morfofonemik,
morfofonologi, atau morfonologi, atau peristiwa berubahnya wujud morfemis dalam
suatu proses morfologis, baik afiksasi,reduplikasi, maupun komposisi.
3)
SINTAKSIS
Sintaksis membaca rekan kata dalam hubungannya
dengan kata lain atau unsur-unsur lain sebagai suatu satuan ujaran. Dalam
pembahasan sintaksis yang biasa dibicarakan adalah (1) struktur sintaksis; (2)
satuan-satuan sintaksis; (3) hal-hal lain yang berkenaan dengan sintaksis.
·
Kata sebagai setuan sintaksis merupakan
satuan terkecil yang secara hirarki menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis
yang lebih besar yaitu frase. Kata berperan sebagai pengisi fungsi sintaksis,
sebagai penanda kategori sintaksis dan sebagai perangkai dalam penyatuan satuan-satuan
atau bagian dari sintaksis
·
Frase lazim didefinisikan sebagai satuan
gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif atau lazim
juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam
kalimat.
Contoh
:
S
|
P
|
O
|
K
|
Nenek
saya
|
Sedang
membaca
|
Buku
humor
|
Dikamar
tidur
|
Nenek
|
membaca
|
komik
|
kemarin
|
·
Jenis frase
a. Frase
Eksosentrik adalah frase yang komponen komponennya tidak mempunyai perilaku
sintaksis yang sama dengan keseluruhannya, misalnya di pasar
b. Frase
Endosentrik adalah frase yang salah satu unsurnya atau komponennya memiliki
perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya, misalnya sedang membaca.
c. Frase
Koordinatif adalah frase yang komponen pembentuknya terdiri dari dua komponen
atau lebih seperti dan, atau, tetapi
d. Frase
Apositif adalah frase koordinatif yang kedua komponennya saling merujuk
sesamanya .
·
Klausa adalah satuan sintaksis berupa
runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif, artinya di dalam konstruksi itu
ada komponen berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat; dan yang
lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek dan sebagai keterangan.
·
Jenis klausa
a. Berdasarkan
strukturnya dibedakan menjadi klausa bebas dan klausa terikat
b. Berdasarkan
kategori segmental dibedakan menjadi klausa verbal, klausa nominal, klausa
ajektifal, klausa adverbial dan klausa preposisional.
·
Kalimat adalah susunan kata-kata yang
teratur yang berisi pikiran yang lengkap
·
Jenis kalimat
a. Kalimat
inti atau kalimat dasar.Kalimat non inti
b. Kalimat
tunggal danKalimat majemuk
c. Kalimat
Mayor dan Kalimat Minor
d. Kalimat
Verbal dan Kalimat non-Verbal
e. Kalimat
Bebas dan Kalimat Terikat
4)
SEMANTIK
Semantik
merupakan salah satu komponen dari tata bahasa (dua komponen lain adalah
sintaksis dan fonologi), dan makna kalimat sangat dintetukan oleh komponen
semantik ini.
Jenis-jenis makna :
a. Makna
Leksikal, Gramatikal dan Kontekstual
b. Makna
Referensi dan Non-Referensial
c. Makna
Denotatif dan Makna Konotatif
d. Makna
Konseptual dan Makna Makna Asosiatif
e. Makna
Kata dan Makna Istilah
f. Makna
Idiom dan Peribahasa
Relasi
makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu
dengan satuan bahasa yang lainnya. Yang biasa dibicarakan yaitu masalah
a. Sinonim
b. Antonim
c. Polisemi
d. Homonimi
e. Hiponimi
f. Ambiguiti
g. Redundasi
Perubahan
makna
a. Perkembangan
dalam bidang ilmu dan teknologi
b. Perkembangan
sosial budaya
c. Perkembangan
pemakaian kata
d. Pertukaran
tanggapan indra
e. Adanya
asosiasi
Medan
makna adalah seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena
menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu
5.
SEJARAH
DAN ALIRAN LINGUISTIK
Tahapan
linguistik : tahap (1) tahap spekulasi, (2) tahap observasi, (3) tahap
perumusan teori. Pada tahap spakulasi pernyataan-pernyataan tentang bahasa
tidak disasarkan pada data empiris, melainkan pada data emipris, melainkan pada
dongeng atau cerita rekaan belaka.
a. Linguistik
Tradisional
Tata bahasa tradisional
menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan semantik. Dalam merumuskan tata
kerja tata bahasa tradisional adalah kata yang menyatakan tindakan atau
kejadian.
a. Linguistik
Zaman Yunani
Studi bahasa pada zaman
Yunani mempunyai sejarah yang sanget panjang, yaitu dari lebih kurang abad ke-5
S.M sampai lebih kurang abad ke-2 M jadi kurang lebih sekitar 600 tahun.
Masalah pokok kebahasaan yang menjadi pertentangan para linguis pada waktu itu
adalah (1) pertentangan antara fisis dan nomos (2) pertentangan antara analogi
dan anomali. Tokoh atau kaum yang mempunyai peranan besar dalam studi bahasa
yaitu :
·
Kaum Sophis muncul pada abad ke-5 S.M.
·
Plato (429-347 S.M).
·
Aristoteles (384-322 S.M) adalah murid
plato, dalam studi bahasa dia terkenal antara lain karena :
(a) Dia
menambahkan satu kelas kata lagi pembagian yang dibuat gurunya, Plato yaitu
syndesmoi
(b) Dia
membedakan jenis kelamin kata ( atau gender ) menjadi tiga yaitu maskulin,
feminin, dan neutrum
·
Kaum stoik adalah kelompok ahli filsafat
yang berkembang pada permulaan abad ke-4 S.M.
·
Kaum Alexandria menganut paham analogi
dalam studi bahasa
·
Zaman Romawi
Studi bahasa pada zaman
romawi dapat dianggap kelanjutan dari zaman yunani, boleh dikatakan orang
romawi mendapat pengalaman dalam bidang linguistic dari orang yunani. Tokoh
pada zaman romawi yaitu :
·
Varro dan “De Lingua Latina” membicarakan
bidang-bidang dalam bukunya yaitu
(a) Etimologi
adalah cabang yang menyelidiki asal-usul kata bersifat artinya.
(b) Morfologi
adalah cabang linguistik yang mempelajari kata dan pembentukannya.
·
Institutiones Grammaticae atau tata
bahasa pricisia
Dalam sejarah studi
bahasa, buku tata bahasa priscia ini yang terdiri dari 18 jilid (16 jilid
mengenai morfologi dan 2 jilid mengenai sintaksis ) dianggap sangat penting karena
(a) Merupakan
buku tata bahasa latin yang peling lengkap yang dituturkan oleh pembicara
aslinya
(b) Teori-teori
tata bahasa merupakan tonggak-tonggak utama pembicaraan bahasa secara
tradisional
·
Zaman Pertengahan
Dari zaman pertengahan
ini yang petut dibicarakan dalam studi bahasa antara lain adalah kaum modistae,
tata bahasa spekulativa dan petrus hispanus
·
Zaman renaisans
·
Menjelang lahirnya linguistik modern
b. Linguistik
Strukturalis
Linguistik strukturalis
berusaha mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan cirri atau sifat dari
konsep-konsep atau pandangan-pandangan baru terhadap bahasa dan studi bahasa
yang dikemukakan oleh Bapak Linguistik Modern yaitu Ferdinand de Saussure
(a) Ferdinand
de Saussurepandangan yang dimuat dalam bukunya tersebut mengenai konsep :
teelaah sinkronik dan diakronik, perbedaan langue dan parole, operbedaan
signifiant dan signifie, hubungan sintagmatik dan paradigmatik
(b) Aliran
Praha, terbentuk tahun 1926 salah seorang tokohnya yaitu Vilem Mathesius
(1882-1945). Tokoh lain yaitu Nikolai S. Trubetskoy, Roman Jakobson, dan Morris
Halle.
(c) Aliran
Glosematik
Aliran Glosematik lahir
di Denmark ,tokohnya yaitu Lois Hjemslev (1899-1965) yang mencetuskan ajaran
Ferdinand de Saussure
(d) Aliran
Firthian
Nama John R. Firth
(1890-1960) guru besar pada Universitas London sangat terkenal karena teorinya
mengenai fonologi prosodi.
(e) Linguistik
Sistemik
(f) Leonard Bloomfield dan Strukturalis Amerika
Nama mereka sangat
terkenal kerena bukunya pertama yang berjudul Language.
(g) Aliran
Tagmemik
Aliran ini dipelopori oleh Kenneth
L. Pike tokoh dari Summer Institute of Linguistics , aliran ini bersifat
strukturalis tetapi juga antropologis.
0 comments:
Post a Comment