sugeng rawuh

wonten blog sinau basa jawa :)

BATIK

Batik khas Pachitan motif Sidomulyo

PANDAWA LIMA

Puntadewa, Werkudara, Janaka, Nakula, Sadewa

Aksara Jawa

HANACARAKA

GAMELAN

Gong, Kendhang, Bonang, Kenong, Demung, Slenthem, Kethuk, Saron

Wednesday, January 8, 2014

PROFIL KAMI




MUJI LESTARI








Saya Muji Lestari, kalau ingin tulisan di blog ini bisa inbox via e-mail, menerima jasa pengetikan, mengalih aksarakan huruf Jawa lhoo :)

Salam Kenal >.<

Sunday, January 5, 2014

Makalah Fonologi ( PIDATO )

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Pada jaman sekarang ini masih sering ditemukan orang-orang yang belum fasih berbicara di depan orang banyak. Hanya sebagian orang yang mempunyai kepercayaan diri lebih untuk berbicara di depan orang banyak, rata-rata ada juga yang beralasan malu atau kurang percaya diri. Oleh karena itu Saya mengambil tema pidato ini guna mengembangkan agar lebih percaya diri saat berbicara di depan orang banyak dan tidak mengalami kesulitan lagi. Dalam menyampikan pidato ini, seseorang harus memperhatikan syarat-syarat sebagai seorang pembicara. Syarat-syarat itu berupa seseorang harus menyiapkan mental dan bahan-bahan yang diperlukan guna kelancaran pidatonya.
Pidato sendiri mempunyai arti berbicara di depan orang banyak yang mempunyai tujuan dan maksud tertentu.pidato juga merupakan aspek berbahasa, di Indonesia sendiri mempunyai beragam bahasa, salah satunya bahasa jawa. Pidato juga tidak hanya untuk bahasa Indonesia tetapi ada juga pideto dengan bahasa Jawa. Pada pidato bahasa jawa bunyi dan tulisan diucapkan berbeda, hal itu disebut fonologi.
Fonologi adalah bagian tata bahasa atau bidang ilmu bahasa yang menganalisis bunyi bahasa secara umum. Istilah fonologi ini berasal dari gabungan dua kata Yunani yaitu phone yang berarti bunyi dan logos yang berarti tatanan, kata, atau ilmu disebut juga tata bunyi. Fonologi terbagi dari dua bagian, yaitu Fonetik dan Fonemik. Fonetik adalah bagian fonologi yang mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa atau bagaimana suatu bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap manusia. Chaer (2007) membagi fonetik kedalam tiga jenis, yaitu:  Fonetik artikulatoris atau fonetik organis atau fonetik fisiologi, mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan. Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam (bunyi-bunyi itu diselidiki frekuensi getaranya, amplitudonya,dan intensitasnya, fonetik auditoris mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita. Fonemik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi-bunyi bahasa yangberfungsi sebagai pembeda makna. Jenis-jenis Fonem Dalam jawa ada 10 yaitu : a, i, u, e, o, è, é, ɔ, ʊ, I.    

B.     RUMUSAN MASALAH

1.                  Apa pengertian fonologi ?
2.                  Bagaimana klasifikasi bunyi bahasa ?
3.                  Bagaimana klasifikasi vokal dan konsonan ?
4.                  Bagaimana penulisan vokal dan konsonan bahasa jawa ?
5.                  Bagaimana contoh pidato dalam tulisan fonetis dan dalam unsure segmental ?

C.    TUJUAN DAN MANFAAT

a.                   Untuk menjelaskan pengertian fonologi.
b.                  Untuk membedakan ilmu-ilmu bahasa yang tercakup dalam fonologi.
c.                   Untuk mengidentifikasi fonem-fonem bahasa jawa.
d.                Mengembangkan keterampilan dalam mencari, menganalisis, merangkum, menulis dan menyampaikan             suatu pengetahuan atau masalah yang keberadaannya belum dipahami.
e.                   Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Fonologi.





BAB II
ISI
A.    LANDASAN TEORI
Teori adalah seperangkat konstruk (konsep­), definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Teori mempunyai tiga fungsi, diantaranya; menjelaskan, meramalkan dan pengendalian suatu gejala
Sehingga disini kami akan menjelaskan hasil dari diskusi kelompok kami tentang fonemis. Sesuai dengan refresnsi yang telah kami kumpulkan. Baik dari buku maupun sumber lainya.

B.     PEMBAHASAN

1.     Pengertian fonologi

Dari beberapa sumber, pengertian fonologi dapat dikemukakan sebagai berikut :
1)      Fonologi ialah bagian dari tata bahasa yang memperlajari bunyi-bunyi bahasa (Keraf, 1984: 30).
2)      Fonologi ialah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya (Kridalaksana, 1995: 57).
3)      Fonologi ialah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa, yang secara etimologi terbentuk dari kata fon yaitu bunyi dan logi yaitu ilmu (Chaer, 1994: 102).
Berdasarkan beberapa sumber tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Fonologi adalah bagian tata bahasa atau bidang ilmu bahasa yang menganalisis bunyi bahasa secara umum. Fonologi dalam tataran ilmu bahasa dibagi dua bagian yakni fonetik dan fonemik. Fonetik ialah ilmu yang menyelidiki bunyi bahasa tanpa melihat fungsi bunyi itu sebagai pembeda makna. Fonetik dibagi menjadi 3 yaitu :
a.       fonetik organis / artikulatoris adalah bagaimana suatu bunyi bahasa itu dihasilkan oleh alat ucap manusia, contohnya bunyi (b) yang dihasilkan dari udara melalui hidung menuju paru-paru kemudian dikeluarkan dari mulut yang ditahan oleh dua bibir yang menyatu sehingga menimbulkan bunyi (b).
b.      fonetik akustis adalah ilmu yang mempelajari bunyi bahasa dari segi bunyi sebagai gejala fisis ( amplitudo, frekuensi ) contohnya sebuah rental music diberi peredam suara.
c.       Fonetik auditoris adalah bagaimana mekanisme telinga menerima bunyi bahasa sebagai getaran udara, contohnya apabila ada pedagang yang mengetuk piring (tingtingting) kemudian bunyi itu diterima oleh telinga sehingga meinimbulkan prasangka bahwa bunyi itu adalah pedagang mie ayam.
Fonemik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai pembeda makna., fonemik dibedakan menjadi 2 yaitu :
a.       Fonem yaitu jika dua buah bunyi dalam satu artikulasi dikontraskan dan mampu membedakan makna,contohnya kata wedi >< wedhi ,kata wedi berarti ‘takut’ dan kata wedhi berarti ‘pasir’.
b.      Alofon yaitu bunyi bahasa yang tidak mempunyai fungsi sebagai pembeda makna, alofon sering disebut variasi dari fonem, contohnya titi? ~ titI? .

2.     Klasifikasi bunyi bahasa
1.      Vokal, konsonan, dan semi-vokal
·         Vokal adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan melibatkan pita suara tanpa penyempitan atau penutupan apa pun pada tempat pengartikulasian manapun
·         Bunyi disebut konsonan bila terjadinya dibentuk dengan menghambat arus udara pada sebagian alat bicara, jadi ada artikulasi.
·         Bunyi semi-vokal adalah bunyi yang secara praktis termasuk konsonan tetapi karena pada waktu diartikulasikan belummembentuk konsonan murni, maka bunyi-bunyi itu disebut semi-vokal atau semi-konsonan.
2.      Nasal dan Oral
Bunyi nasal ( sengau ) terjadi jika udara keluar atau disertai keluarnya udara melalui rongga hidung dengan cara menurunkan langit-langit lunak beserta ujung anak tekaknya
Namun jika tidak demikian karena langit-langit lunak beserta ujung anak tekak menaik menutupi rongga hidung sehingga udara hanya melalui rongga mulut saja, maka bunyi yang dihasilkan disebut bunyi oral.
3.      Keras (fortes ) dan Lunak ( Lenes )
Bunyi bahasa disebut keras bila pada waktu diartikulasikan disertai ketegangan kekuatan arus udara.
Jika tidak disertai ketegangan kekuatan arus udara disebut bunyi lunak.
4.      Bunyi panjang dan pendek
Pembeda ini didasarkan pada lamanya bunyi itu diucapkan atau lamanya bunyi itu diartikulasikan. Tanda untuk panjang biasanya dengan tanda garis pendek diatas, atau dengan titik dua disebelah kanan bunyi panjang itu, misalnya [ a ] jika panjang ditulis ( a: atau ā.
5.      Bunyi rangkap dan tunggal
Bunyi rangkap adalah bunyi yang terdiri dari dua bunyi dan terdapat dalam satu suku kata, atau biasa disebut diftong. Sedangkan bunyi tunggal disebut monoftong
6.      Bunyi nyaring dan tidak nyaring
Pembedaan bunyi berdasarkan derajat kenyaringan itu sebenarnya adalah tinjauan menurut aspek audiotoris. Derajat kenyaringanitu sendiri ditentukan oleh luas sempitnya atau besar kecilnya ruang resonansi pada waktu bunyi diucapkan. Makin luar ruang resonansi saluran bicara yang dipakai pada waktu itu membentuk bunyi bahas makin tinggi derajat kenyaringannya.

3.     Klasifikasi vokal dan konsonan
            Vokal adalah bunyi ujaran yang terjadi karena udara yang keluar dari paru-paru tidak mendapat halangan.
Vokal dapat diklasifikasikan berdasarkan tinggi rendahnya lidah, bagian lidah yang bergerak, striktur dan bentuk bibir.
1.      Berdasarkan tinggi rendahnya lidah
a.       Vokal tinggi ,misalnya [ i, u ]
b.      Vokal madya, misalnya [e, ɛ, ə, o, ɔ]
c.       Vokal rendah, misalnya [a, ɑ]
2.      Bagian lidah yang bergerak
a.       Vokal depan yaitu vokal yang dihasilkan oleh gerakan peranan turun naiknya lidah bagian depan, misalnya i, e, ɛ, a
b.      Vokal tengah yaitu vokal yang dihasilkan oleh peranan lidah bagian tengah, misalnya ə.
c.       Vokal belakang yaitu vokal yang dihasilkan oleh gerakan peranan turun naiknya lidah bagian (pangkal lidah), misalnya u, o, ɔ, ɑ.
3.      Striktur adalah keadaan hubungan pososoinal artikulatoris aktif dengan artikulatoris pasif, vokal dapat dibedakan menjadi :
a.       Vokal tertutup yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat setinggi mungkin mendekati langit-langit dalam batas vokal, misalnya i, u.
b.      Vokal semi tertutup  yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam ketinggian sepertiga dibawah tertutup atau dua pertiga diatas vokal yang paling rendah, misalnya e, o
c.       Vokal semi-terbuka yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah diangkat dalam ketinggian sepertiga diatas vokal yang paling rendah atau dua pertiga dibawah vokal tertutup, misalnya ɛ
d.      Vokal terbuka yaitu vokal yang dibentuk dengan lidah dalam posisi serendah mungkin, misalnya a, ɑ.
4.      Bentuk bibir
a.       Vokal bulat adalah vokal yang diucapkan dengan bentuk bibir bulat, misalnya ɔ
b.      Vokal netral adalah vokal yang diucapkan dengan bentuk bibir dalam posisi netral, dalam arti tidak bulat tetapi juga tidak terbentang lebar, misalnya ɑ.
c.       Vokal tak bulat adalah vokal yang diucapkan dengan bentuk bibir tidak bulat atau terbentang lebar, misalnya i, e, ə, ɛ, a




Klasifikasi  Konsonan
         Konsonan adalah bunyi ujaran yang terjadi karena udara yang keluar dari paru-paru mendapat halangan. (Keraf, 1984: 35). Konsonan adalah bunyi bahasa yang dihasilkan dengan menghambat aliran udara pada satu tempat di saluran suara di atas glottis; bunyi bahasa yang dapat berada pada tepi suku kata dan tidak sebagai inti suku kata; fonem yang mewakili bunyi tersebut (Kridalaksana, 1993: 118).
Berdasarkan artikulator dan titik artikulasinya
Konsonan-konsonan dapat dibagi atas:
·         Konsosnan bilabial, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan mempertemukan kedua belah bibir: p, b, m, w. Karena kedua belah bibir sama-sama bergerak, serta keduanya juga menjadi titik sentuh dari bibir yang lainnya, maka sekaligus mereka bertindak sebagai artikulator dan titik artikulasi.
·         Konsonan labiodental, yaitu bunyi yang dihasilkan dengan mempertemukan gigi atas sebagai titik artikulasi dan bibir bawah sebagai artikulatornya: f, v.
         Konsonan apikointerdental, yaitu bunyi yang terjadi dengan ujung lidah (apex) yang bertindak sebagai artikulator dan daerah antargigi (dens) sebagai titik artikulasinya. Dalam bahasa Indonesia hanya terdapat konsonan t dan n. Dalam bahasa Jawa terdapat konsonan t, d, dan n.
         Konsonan apikoalveolar, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh ujung lidah sebagai artikulator dan lengkung kaki gigi (alveolum) sebagai titik artikulasinya. Dalam bahasa Indonesia hanya terdapat d dan n, sedangkan dalam bahasa Jawa terdapat t, d, dan n.
         Konsonan palatal, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh bagian tengah lidah sebagai artikulatror dan langit-langit keras (palatum) sebagai titik artikulasinya: c, j, ny.
         Konsonan velar, yaitu bunyi yang dihasilkan oleh belakang lidah sebagai artikulator dan langit-langit lembut (velum) sebagai titik artikulasinya, misalnya: k, g, ng, kh.
         Hamzah (glotalstop), yaitu bunyi yang dihasilkan dengan posisi pita suara tertutup sama sekali, sehinga sama sekali menghalangi udara yang keluar dari paru-paru. Celah antara kedua pita suara (sama dengan glottis) tertutup rapat.
         Laringal, yaitu bunyi yang terjadi karena pita suara terbuka lebar. Bunyi ini dimasukkan dalam konsonan karena udara yang keluar mengalami gesekan
Monoftong dan diftong
Monoftong atau vokal murni adalah bunyi vokal tunggal yang terbentuk dengan kualitas alat bicara (lidah) tidak berubah dari awal hingga akhir artikulasinya dalam sebuah suku kata.
Diftong adalah vokal rangkap

4.     Penulisan vokal dan konsonan bahasa jawa

Penulisan vokal bahasa jawa

1.      Penulisan bunyi [I]
Jika terdapat bunyi [I] pada suatu kata dan kata itu mendapat imbuan –e(-ne), serta bunyi [I] pada kata tersebut harus ditulis dengan menggunakan aksara I, missal kata cacing [cacIƞ] + -e menjadi cacinge [caciƞe].
2.      Penulisan bunyi [ɔ]
Dalam bahasa jawa bunyi [ɔ] atau bunyi a jejeg atau a nglegena seharusnya ditulis dengan aksara a bukan dengan aksara o sebab bunyi aksara jawa itu adalah ha, na, ca, ra, ka dst
Misalnya dalam kata arta [artɔ] + -e menjadi artane [artane]
3.      Penulisan bunyi [ʊ]
Jika dalam suatu kata terdapat bunyi [ʊ], bunyi ini mirip dengan bunyi [o], terletak pada suku kata akhir dan mendapat imbuhan –e (-ne), bunyi [ʊ] tersebut akan berubah menjadi bunyi [u], bunyi [ʊ]pada kata tersebut harus ditulis dengan menggunakan huruf u. misalnya kata jagung [jagʊƞ] + -e menjadi jagunge [jaguƞe]





Penulisan konsonan

1.       Penulisan bunyi hambat beraspirat
Meskipun konsonan hambat bersuara dalam bahasa jawa sering mengandung bunyi aspirat atau bunyi [h] , bunyi aspirat tersebut tidak perlu muncul didalam penulisan, misalnya [sɔbʰɔ] berarti saba ’main’, [bʰisɔ] berarti bias ‘dapat’
2.      Penulisan bunyi pranasal
Dalam bahasa jawa semua kata yang menyatakan nomina tempat dan kata tersebut berawal dengan bunyi hambat bersuara, bunyi hambat pada tempat tersebut akan mengalami pranasal. Meskipun dalam pengucapan bunyi nasal itu selalu mendahului bunyi hambat bersuara, di dalam penulisan nasal tidak perlu muncul. Misalnya dalam kata  ͫ bʰali berarti bali, ͫ banɖʰuʊƞ berarti bandung
3.      Penulisan bunyi glottal
Bunyi [k] lazimnya disebut bunyi glottal yang terletak pada akhir suku kata akan dilafalkan menjadi [?]. misalnya kata [ma?lum] yang berarti maklum, ta?wa yang bererti takwa.
4.      Penulisan bunyi retofleks
Bunyi [ɖ] dan [ʈ] yang lazimnya disebut bunyi retofleks selalu ditulis dengan dh atau th, misalnya kata [ʈole] berarti thole ‘panggilan untuk anak laki-laki’, [ʈukʊl] berarti  thukul ‘tumbuh’
5.      Penulisan semivokal
Yang termasuk semivokal ialah [y] dan [w]
Misalnya kata [priʸɔ] dalam kata priya ‘lelaki’, [ɖuʷit] dalam kata dhuwit ‘uang’
6.      Penulisan  glottal fikatif tak bersuara
Misalnya [mɔjɔpaʰit] dalam ejaan bahasa jawa menjadi majapait namun dalam ejaan bahasa Indonesia menjadi majapahit.





CONTOH PERBANDINGAN BUNYI VOKAL BAHASA INGGRIS DENGAN
BUNYI KONSONAN BAHASA JAWA BANYUMASAN
No
Fonem
Bahasa Inggris
Bahasa Jawa
1
/p/
Plate / pleit/
Piring /piriŋ/
2
/b/
Book   /bʊk/
Buku /bʊkʊ /
3
/t/
Text  /tekst/
Tuku /tʊkʊ/
4
/d/
Desk /desk/
Dompet /dompet/
5
/k/
Cat /kæt/
Kucing /kʊt∫Iŋ/
6
/g/
Good /gʊd/
Gede / gƏde/
7
/t∫/
chin / t/in/
Cangkir / t∫ʌŋkir/
8
/ʤ/
Bridge /brIʤ/
Jawa /ʤʌwʌ/
9
/m/
Man /mæn/
Mangan /mʌŋʌn/
10
/n/
Nine /nain/
Nemu /nƏmʊ/
11
/ŋ/(ng)
Sing /sIŋ/
Ngakak /ŋʌkʌk/
12
/l/
Leave /li:v/
Lunga /lʊŋʌ/
13
/f/
Five  /faiv/
-
14
/v/
Van /væn/
-
15
/θ/ (th)
Think / θIŋk/
Wathuk /wʌθʊk/
16
/ð/ (dh)
Then / ð en/
Wedhi /wƏ ði/
17
/s/
Sun /sʌn/
Sumur /sʊmʊr/
18
/z/
Zoo /zu:/
-
19
/r/
Ruler /rulƏ{r)
Rokok /rokok/
20
/∫/
Sheep /∫i:p/
-
21
/ʒ/
Measure /meʒƏ(r)/
-
22
/h/
Hen /hen/
Akeh /ʌkeh/
23
/w/
Wood /wu:d/
Wengi /wƏŋI/
24
/j/
Young /jʌŋ/
Yayuk /jʌjʊk/

Ket:  Untuk fonem konsonan bahasa jawa tidak memiliki simbol (transkip fonetik) seperti pada fonem bahasa Inggris yang masing-masing fonem baik itu vokal maupun konsonan memiliki simbol bunyi (phonetic transcription), maka dalam contoh di atas penulis mencoba untuk mentranskripsikan ke fonem bahasa Inggris untuk mempermudah membedakannya.

Bunyi suprasegmental dalam contoh pidato
Bunyi suprasegmental adalah bunyi yang menyertai bunyi segmental, dapat diklasifikasikan menjadi berikut :
1.      Panjang atau kualitas yaitu menyangkut lamanya bunyi diucapkan, tanda untuk panjang ialah […..:] atau [..ˉ..].

2.      Nada menyangkut tinggi rendahnya suatu bunyi, dalam intonasi nada biasanya debedakan menjadi 4 yaitu
a.       Nada rendah ditandai dengan angka 1
b.      Nada sedang ditandai dengan angka 2
c.       Nada tinggi ditandai dengan angka 3
d.      Nada sangat tinggi ditandai dengan angka 4
3.      Tekanan menyangkut keras lunak (lemah)-nya bunyi, misalnya tanda ?, !, .,
4.      Jeda atau persendian menyangkut perhentian bunyi dalam bahasa. Menurut tempatjeda dibedakan menjadi 4, yaitu :
a.       Jeda antar suku kata dalam kata ditandai dengan [+]
b.      Jeda antar kata dalam frasa ditandai dengan [/]
c.       Jeda antar frasa dalam klausa ditandai dengan [/ /]
d.      Jeda antar kalimat dalam wacana ditandai dengan [#]









5.     Contoh pidato

Assalamu’alaikum wr.wb

            Ingkang kinurmatan/ Bapak Kepala Sekolah ugi Bapak Ibu Guru ingkang satuhu lihuring budi/ lan rencang-rencang kelas 9 ingkang kula tresnani//. Mangga/ kita sedaya ngaturaken puji syukur dumateng Gusti ingkang Maha Agung/ ingkang sampun maringaken sedaya nikmat/ lan kewarasan dateng kita sedaya dumugi sak menika/ kita sedaya saged kempal wonten ing adicara perpisahan sak menika//. Kula wakil saking rencang-rencang kelas 9/ ngaturaken maturnuwun/ ! ingkang sak ageng-agengipun kagem Bapak utawa Ibu Guru/ ingkang sampun mbulawantah kula lan sak kanca-kanca dateng pawiyatan menika/ ingkang dangunipun tigang warsa//.[#]
            Boten keraos/ kula lan rencang sebrayat sampun ngelampahi ngangsu kawruh wonten ing pawiyatan mriki//. Wonten ing adicara menika/, kula piyambak tuhu rencang-rencang nyuwun agenging pangapunten saking Bapak utawi Ibu Guru/ amargi wonten ing tigang warsa ngangsu kawruh wonten pawiyatan mriki/ kula lan sak rencang mebo/ menawi gadhah kalepatan ingkang dipunsengaja lan boten disengaja//. Mugi-mugi Bapak utawi Ibu Guru kersa ngapuntenaken sedaya kalepatan kula/ lan rencang-rencang//. Satuhunipun kula lan sak kanca awrat sanget badhe nilaraken pawiyatan menika/ amargi sedaya ingkang wonten dateng mriki sampun kados keluwarga piyambak//. Namung/  amargi kula lan rencang-rencang kedhah nglanjutaken ngangsu kawruh wonten ing pawiyatan ingkang luwih inggil/, kula lan rencang-rencang kedah sanget ikhlas/ nilaraken pawiyatan menika//.
            Kados sampun cekap anggenipun kula matur//. Bilih menawi wonten kalepatan/ kula nyuwun agenging pangapunten//.

Wassalamu’alaikum wr.wb//


Pidato dalam tulisan fonetis

Assalamu’alaikum wr.wb

            Iƞkaƞ kinurmatan Bapa? Kəpala Səkolah ugi Bapa? Ibu Guru Iƞkaƞ satuhu luhuriƞ budi lan rɛncaƞ-rɛncaƞ kəlas sɔƞɔ Iƞkaƞ kulɔ trəsnani. Mɔƞgɔ kitɔ sədɔyɔ ƞturakən puji syukur dumatəƞ Gusti Iƞkaƞ Mɔhɔ Aguƞ Iƞkaƞ sampun mariƞakən sədɔyɔ ni?mat  lan kəwarasan datəƞ kitɔ sədɔyɔ dumugi sa? mənikɔ kitɔ sədɔyɔ sagəd kəmpal wɔntən iƞ adicɔrɔ pərpisahan sa? mənikɔ. Kulɔ wakil sakiƞ rɛncaƞ-rɛncaƞ kəlas sɔƞo ƞaturakən maturnuwun Iƞkaƞ sa? agəƞ-agəƞipun kagəm Bapa? utawa Ibu Guru Iƞkaƞ sampʊn ͫ bulawantah kulɔ lan sa? kɔncɔ-kɔncɔ datəƞ pawiyatan mənikɔ Iƞkaƞ daƞʊnipun tigaƞ warsɔ.
            ͫ Boten kəraɔs kulɔ lan rɛncaƞ səbrayat sampʊn ƞəlampahi ƞaƞsu kawruh wontən iƞ pawiyatan mriki. Wontən iƞ adicɔrɔ mənikɔ, kulɔ piyambak tuhu rɛncaƞ-rɛncaƞ nyuwʊn agəƞiƞ paƞapuntən sakIƞ Bapa? utawi Ibu Guru amargi wontən iƞ tigaƞ warsɔ ƞaƞsu kawruh wontən pawiyatan mriki kulɔ lan sa? rɛncaƞ mɛbo mənawi gadhah kalepatan iƞkaƞ dipʊnsengɔjɔ lan ͫ botən diseƞɔjɔ. Mugɔ-mugɔ Bapa? utawi Ibu Guru kərsɔ ƞapuntənakən sədɔyɔ kaləpatan kulɔ lan rɛncaƞ-rɛncaƞ. Satuhunipun kulɔ lan sa? kɔncɔ awrat saƞət badhɛ nilarakən pawiyatan mənikɔ amargi sədɔyɔ Iƞkaƞ wontən datəƞ mriki sampʊn kados kəluwarga piyamba?. Namuƞ  amargi kulɔ lan rɛncaƞ-rɛncaƞ kədhah ƞlanjutakən ƞaƞsu kawruh wontən Iƞ pawiyatan Iƞkaƞ luwih iƞgil, kulɔ lan rɛncaƞ-rɛncaƞ kədah saƞət ikhlas nilarakən pawiyatan mənikɔ.
            Kados sampun cəkap aƞgɛnIpun kulɔ matur. Bilih mənawi wontən kaləpatan kulɔ nyuwun ageƞiƞ paƞapuntən.


Wassalamu’alaikum wr.wb//